sepenggal-sepotong.

Gue belum mengucapkan apa-apa tentang kesan pesan SMANSADAY 2012.
Tidak sempat berkoar di twitter tentang betapa lega nya melalui 2 bulan rangkaian acara ini.
Belum sempat posting di blog tentang perjalanan lika-liku nya smansaday.
Ini mau sih, tapi.......... nggak bisa. Jujur, nggak bisa di ungkap kan dengan kata-kata.
Rasanya bingung harus memulai dari mana, mengingat mana bagian yang paling menarik untuk diceritakan kembali. Karena buat gue, cerita 5 bulan terakhir ini cukup di simpan saja.
1 kata mungkin yah, Alhamdulillah. 
Gue yakin, Cakrawala bisa. Dan memang bisa, kan? (:


***
Cuman sepenggal, sepotong.

"Ini rabes terakhir kita, ini terakhir kali kita ngomongin smansaday, ini smansaday pertama dan terakhir nya cakrawala" berulang kali kalimat itu di ucapkan. Berulang kali juga rasanya gue mencoba tidak menggubris kalimat ini. Kalimat pertama dan terakhir-nya.

"Tenang aja, ini bukan soal guest star kok. Asal kita ngemas nya bagus, gue yakin bakal bagus juga. Gue yakin. Tapi gue butuh kalian juga untuk yakin.... " Gue. Berbicara. Menatap satu per satu mata yang ragu; lambat laun menatap pasti. Ah....... jangan netes sekarang.

"...Gue tuh ngga ngerti kenapa gue harus segininya, kenapa jadi gini.." sepenggal percakapan di yahoo messenger. Sementara gue terus sibuk tumpah, yang disana juga sibuk mencari nasehat yang pas mungkin. Sayangnya, tidak gue gubris satu pun nasehatnya- karena sejujurnya, saat itu gue hanya butuh tempat tumpah; dan berkali-kali juga orang ini ketumpahan. Hahaha. 

"...bisa kan di, ngga ngeluh?" pertanyaan malam itu, simple. To the point. Meruntuhkan pertahanan yang awalnya memang sudah rapuh. Sahabat yang gue pikir biasa melihat gue seperti ini - ternyata jenuh juga melihat gue mengeluh terus. Berkali-kali buzz. Permohonan maaf dari seberang sana. Gue.... *offline* *matiin lampu* *tutupin bantal* -- tapi 'tamparan' dari sahabat yang satu ini memang selalu dan selalu paling pasti :)

"Mah, kalau adek nggak masuk hari ini gimana?" --Hahahaha. Sekolah, pernah jadi tempat yang paling menyeramkan buat gue; saat itu.

"...emang ada ulangan apa bil? ko gue ga tau?" ; Nabila, yang mendengar hanya memandang prihatin. Mengerti kalau teman di hadapannya memang benar-benar sedang putus sekolah.

"Sabar,di.....tenang " seseorang di kelas menggeser bangku nya, mengambil buku lalu mengipas-ngipaskan bukunya ke arah gue, menepuk bahu gue.

"Indi....kenapaaa????" lima orang teman yang duduknya berdekatan dengan gue seringkali bertanya gue-kenapa. Padahal sebenarnya, mereka sepertinya yang paling tau tentang apa.

"Istighfar di, semua bakal baik-baik aja...." --ketua satu gue. Tersenyum lalu mengambil posisi untuk siap mendengarkan celotehan saat itu. 

"Tenang aja di, kita pasti bisa ko!" --partner baru, sama-sama moodyan; rasanya senang luar biasa bisa memberikan ilmu baru yang sesuatu buat anak ini.

"Teh indii, peluk teh indi cobaa yah teh indi sini aku peluk" seorang adik yang sering gue bully.

"..di, mukanya bisa kan biasa aja?" Nah, kalau yang ini sering! hahaha.

"Semangat yah,indi. Semangat.... semangat...semangat" kalau yang ini sepertinya kalimat wajib bukan? Tidak, gue tidak pernah bosan mendengarnya :)

Dan masih banyak-amat banyak lagi :)

***

Ketika guest star hampir selesai menyanyikan lagu terakhirnya, gue ada di lantai 3. Dengan beberapa orang teman selesai menyelesaikan tugas menurunkan hujan balon; gue masih berdiri; mencoba mengamati apa yang terjadi di bawah dari lantai atas.

Gue melihat.... kerumunan orang, panggung, balon-balon,......... 
Gue melihat ke atas. Langit cerah. 
Sadar, ada yang menetes. Dan rasanya benar-benar aneh ini hampir usai 

***

Hari ini, hari pertama ke sekolah tanpa rutinitas smansaday.
" Eh jangan lupa yah besok rabes, eh danu, eh gimana logistik, eh rundown ampe mana?"
Gue anggap itu celetukan-celetukan kangen. Hahahaha.
Yang paling aneh, saat pulang. Obrolan nya memang sudah beda topik. Tapi yang ini sebelumnya memang belum pernah disentuh sama sekali, dan rasanya menyentuh topik ini....... seperti dibangunkan kalau gue sebentar lagi, tiba di tahun menitipkan. 

***



CONVERSATION

0 celoteh:

Back
to top