Your Life, Your Choices


Hidup ini adalah tentang Pilihan.
Lu mau menjalani hidup ini dengan enjoy atau dibikin susah
Lu mau jadi orang baik atau jahat
Lu mau makan apa, main ama siapa, ngelakuin apa.
Pada dasarnya, pilihan itu ada di tangan lu sendiri. Dan, cuman lu yang bisa nentuin akan menghabiskan masa hidup di dunia lu dengan cara yang seperti apa.

Dan posting random ini, bisa jadi ditujukan kepada gue sendiri. Atau seseorang yang memang gue harap membaca posting ini. Semoga, setelah membaca ini, dia menyadari satu hal. Kalau hidupnya, terlalu -sayang- buat dihabiskan dengan hal-hal sedih, pengharapan kosong, atau sikap introvert nya :)

Peka.
Buat gue, -peka- akan terjadi ketika subjek berharap subjek lain mengerti atau menyadari perasaannya atau lingkungan di sekitarnya tanpa si subjek tersebut menyampaikannya.
Jadi, wahai pelaku subjek yang berharap subjek lain peka.
Ketahuilah, ga ada salah nya dengan yang namanya memulai-lebih-dulu. Memulai untuk lebih dulu cerita, memulai untuk lebih dulu mendekati. Apa salahnya coba?
Emang apa enaknya sih, nunggu-nunggu, nebak-nebak, kesel sendiri, "duh, dia tuh sebenernya nyadar ga sih? ko ga peka banget?" Gondok sendiri liat subjek lain bahagia ketika lu kesel. Apa yang salah dengan lu lebih dulu menyampaikan maksud perasaan lu? Siapa tau dengan itu subjek tersebut mengerti dan paham.
Kepekaan itu pada dasarnya dimiliki semua orang, tapi kembali, tergantung lagi kepada si pemilik. Mau menggunakannya atau tidak. Coba sekarang balikin, kalau selama ini lu nunggu terus subjek lain untuk peka, sementara akhirnya lu rudet sendiri sama urusan lu, apa sebelum nya lu udah pernah bertanya apa yang terjadi dengan subjek yang lu harapkan peka tersebut?

Dan kalaupun Allah menciptakan manusia dengan sifat introvert. Tentu ada tujuannya. Bukan, bukan artinya lu akan selamanya menjadi si introvert. Dan dengan diciptakannya si ekstorvert, sama sekali bukan untuk tidak memperdulikan perasaan orang lain. Tapi kedua sifat ini diharapkan saling sinergis, saling melengkapi.
Dan antara intorvert-ekstrovert diharapkan peka satu sama lain. Manusia itu mahluk sosial bukan?

Kembali. Hidup ini adalah tentang pilihan.
Pilihan tentang lu akan menjalani hidup lu seperti apa.
Coba, pikirin. Udah berapa lama pintu hati lu ditutup? Pikiran-pikiran lu penuh dengan pikiran negartif, "mereka ga bakal ngerti"-lah, "lebih baik gue sendiri"-lah. Sementara, di luar sana, teman-teman lu yang senantiasa membuka hatinya tengah berbahagia. Berbahagia, karena itulah yang dia pilih di hidupnya.
Yang berbahagai, bukan sama sekali tanpa masalah. Bukan. Tapi kembali lagi, bagaimana seseorang akan menyikapi suatu persoalan yang diberikan Tuhan.

Jadi,coba. Keluar dari comfort zone lu. "Peka"sama sekeliling lu. Masih banyak hal yang perlu di syukuri. Kalau selama ini lu bilang "Mereka ga peka", coba think twice! Apa sebenernya, lu sendiri yang membiarkan mereka untuk ga-menyadari?

Buka mati-hati-telinga kata Maliq juga!

:)



CONVERSATION

0 celoteh:

Back
to top