masa lalu


Kita acap kali benci dengan masa lalu. Baik dengan masa lalu kita sendiri, atau bahkan masa lalu
orang yang bersama kita. Padahal, hari-hari kemarin itu amat dekat. Cukup dengan memejamkan mata,  maka dengan mudahnya serangkaian kejadian itu memenuhi otak kita. Betapa masa lalu itu sebenarnya dekat, dan nyata. Tapi, apa yang dibenci seseorang tentang sebuah masa lalu? Karena semua yang terjadi hari ini, ga ada dalam ingatan masa lalu nya. Sama seperti ketika kita membenci masa lalu orang yang bersama kita, karena kita tidak berada di dalamnya. Dan membayangkan semua rangkaian nya tanpa kita di dalam nya, cukup membuat sesak.

Jadi siapa yang salah, ketika akhirnya banyak orang memilih untuk tetap tinggal dalam masa lalunya? toh dia sebagai orang yang mengaku di masa sekarang dan depannya kita, seringkali nggak bisa memaafkan masa lalu kita, orang yang bersamanya sekarang. Padahal, dia juga ada karena masa lalu itu sudah lewat. Sebagaimana hari ini ada karena kemarin ada. 

Dan satu hal yang seringkali dia nggak sadar, kita sudah jauh beranjak dari masa lalu kita sendiri. Tapi dia, malah mengungkit masa lalu kita lagi. Sibuk berkutat kenapa dia ga ada di masa lalu kita. Bukannya berbahagia, karena kita menempatkan dia sebagai masa sekarang - dan mungkin masa nanti kita.

Aneh kan. Padahal satu hal yang boleh jadi seharusnya dia risaukan,
kita bisa saja

menjadikannya sama dengan orang-orang di masa lalu kita.


"memasalalukan dia" juga.

CONVERSATION

0 celoteh:

Back
to top